RIBUAN JIN NUSANTARA KAWAL KEGIATAN SUROAN DIGUNUNG SOROWITI

Media Mistis - Spritual News // Jum'at ,22 September 2017 // Penulis : Amz.

GRESIK - Kegiatan Suroan di Gunung Sorowiti, Kecamatan Panceng, Kabupaten  Gresik, Jawa Timur kemarin lain dengan kegiatan Suroan ditempat lain, tidak ada cuci keris, gemblengan badan, mandi bunga, melek'an semalaman atau asah ilmu kesaktian dll. Namun, yang dilakukan adalah kegiatan ziarah di makam-makam waliyullah, tahlil, dan berdo'a bersama, dipimpin oleh Mbah Anang (Kyai Mas'ud) pengasuh pondok pesantren wali songo Sekaran Lamongan, dengan di ikuti oleh para jamaah komunitas motorling dan mobiling pecinta wali nusantara se-jawa timur dan jawa tengah, itupun orang-orang tertentu saja yang ikut karena undanganya mendadak,dan hanya diprioritaskan untuk orang-orang yang khusus cinta pada waliyullah di nusantara ini saja.

Uniknya lagi acara tersebut dihadiri ribuan Raja jin se-Nusantara, ribuan jin  tersebut kebetulan ada acara khususi, yaitu hadiri  "Konggres jin Nasional" yang kebetulan juga diselenggarakan hari itu dan bertempat di Gunung Sorowiti,
Kata Kyai M.Muzakkin pengasuh pondok jin lamongan, "rata-rata yang hadir paguyuban raja jin islam nusantara", tuturnya.

Acara di bagi dua tahap, petama Suroan dilaksankan siang hari dipromotori oleh Kyai Muzakkin Lamongan, beliau ini adalah Pengasuh Pondok pesantren yang santrinya khusus bangsa jin "Dzikrussyifa' Asma' Berojomusti" di Sekanor, Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, kedua  Haul Mbah Sunan Kalijogo di di laksanakan malam jum'at yang di pandegani Mbah Anang (Kyai Mas'ud) dkk dari Sekaran Lamongan, acara dimulai hari kamis, jam 13.00 hingga selesai, Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan sukses tanpa ada  halangan sedikitpun, semoga tahun depan bisa adakan suroan lagi ditempat yang lain, agar hidup tambah barokah, Amin.", tuturnya. (Kamis, 21/09/17).

Menurut Kyai Muzakkin, "Ribuan jin dari berbagai daerah berdatangan itu diantaranya raja jin dari gunung bromo, gunung tidar, gunung semeru, gunung penanggungan, gunung kumitir, gunung merapi, gunung kerinci, gunung dempo, gunung singgalang, gunung sorowiti sendiri,dll.

Disamping kegiatan suroan dan gemblengan, juga ada kegiatan tahunan masyarakat setempat, yaitu Haul Mbah Sunan Kalijaga (Raden Said) yang di pandegani oleh Mbah Anang (Kyai Mas'ud) pengasuh pondok pesantren Wali Songo, Sekaran, Lamongan. Acara tersebut dihadiri ratusan pengunjung dari berbagai penjuru daerah, dengan pembicara Kyai Munib dan gebyar sholawat dari Lamongan juga" terangnya.

Gunung Sorowiti mempunyai nilai kekeramatan yang tinggi karena petilasan sidangnya wali songo.
Di Gunung Sorowiti juga terdapat makam Sunan kalijogo, Sunan Kalijogo adalah seorang waliyullah yang mempunyai karomah tinggi, kehebatan ilmu dan kesaktianya diakui oleh seluruh wali nusantara, walaupun beliau sudah wafat namun kesaktianya masih terlihat hingga kini, dibuktikan dengan adanya makam beliau yang ada dimana-mana, dan didatangi peziarah dari berbagai daerah, yang memohon kepada Allah untuk ngalap berkahnya", tuturnya.

Pria yang juga pengasuh pondok pesantren khusus rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba Dzikrussyifa' Asma' Berojomusti, Lamongan ini menuturkan, "Selama ini yang banyak diketatahui makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu,  Demak, Jawa Tengah. Namun, ternyata di sebuah bukit di Gresik, Jawa Timur, juga terdapat makam yang oleh warga setempat diyakini sebagai makam Sunan Kalijaga, apapun keberadaan dan pendapat tokoh supranatural, pendapat arkeolog, maupun sarkub (sarjana kuburan) menurutku makam ini adalah makam sunan kalijaga," ungkapnya.

Kyai Muzakkin saat di Gunung Sorowiti merasa senang, karena disamping bisa ziarah ke makam para Waliyullah, bisa napak tilas wali songo, yang terpenting lagi adalah bisa lakukan gemblengan suroan dengan alam jin.

Sekilas tentang Gunung Sorowiti,Bukit itu bernama Surowiti di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Kota Gresik. Tak sulit menemukan bukit ini. Di jalan utama jalur Pantura dari arah Sidayu, di sisi kiri jalan berdiri tulisan Bukit Surowiti dengan huruf berukuran besar. Sebelum tulisan tersebut, terdapat pertigaan,Saya pun belok kiri, kemudian mengikuti beberapa papan petunjuk arah yang ada. Sekitar 15 menit kemudian, saya sampai di tempat parkir Bukit Surowiti yang dijaga oleh beberapa pemuda setempat.

Sebagai salah satu objek wisata religi di Gresik, lokasi ini tak sepi. Ada beberapa pengunjung lain yang juga ingin naik ke puncak bukit, Jalan naik bukit telah dibangun berupa tangga beton,meniti ratusan anak tangga ini ternyata sukses memeras keringat dan membuat napas saya sedikit tersengal, beberapa kali saya harus beristirahat sembari menikmati indahnya pepohonan dan lahan persawahan dari ketinggian,anak tangga menuju bukit bagi warga Desa Surowiti, menaiki ratusan anak tangga berliku itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, motor pun bisa mereka pacu di sisi tangga yang memang dibangun untuk jalan motor, namun, bagi yang tidak terbiasa, mengendarai motor dengan medan seperti ini cukup berbahaya, bukan hanya menanjak, tangga itu juga berliku dan sempit.

Sampai di puncak bukit, ternyata terdapat kampung kecil dengan rumah-rumah yang saling berdekatan, Seperti kampung-kampung lainnya, banyak ibu dan anak yang beraktivitas di depan rumah masing-masing. Dengan ramah, mereka menjawab pertanyaan saya tentang apa saja yang ada di Bukit Surowiti ini. “Lurus saja, pak, nanti di ujung sana ada Makam Sunan Kalijaga. Ada guanya juga,” ujar seorang ibu yang sedang bercengkerama dengan tetangganya.

Makam Sunan Kalijaga? Saya sempat menyangsikan jawaban si ibu. Setahu saya, makam Sunan Kalijaga yang pernah saya ziarahi ada di Kadilangu, Demak,rasa penasaran saya membuat langkah kaki saya semakin ringan untuk mendekati sebuah bangunan tua bergapura sederhana itu,begitu melewati gapura makam, rasa penasaran saya pun mulai terjawab, di sana benar terdapat bangunan bertuliskan Pesarean Sunan Kalijaga (Raden Said). Dalam bahasa Jawa, pesarean berarti makam.

Menurut Sholeh, pemuda Sekaran yang rutin datang di tempat ini, menceritakan pada media mistis Spiritual News "Pintu makam Sunan Kalijaga itu hanya dibuka pada hari-hari tertentu pak, kalau bulan romadhon di tutup total," jelasnya, (Kamis, 21/09/17).

Tampak seorang perempuan tua sedang menyapu lantai bangunan serupa pendapa kecil itu. Kebetulan, pikir saya, saya ingin bertanya kepada sang nenek yang tampaknya menjadi penjaga makam tersebut. Bagaimana bisa ada makam Sunan Kalijaga di bukit Surowiti ini? Dengan terbata-bata, sang nenek menjawab, “Memang yang diziarahi banyak orang ya yang di Demak sana pak,tapi sejak dulu kami meyakini bahwa yang di sini ini adalah makam Sunan Kalijaga,” terangnya.
Menurut sang nenek, masyarakat Desa Surowiti tak ingin ada konflik antara pemangku makam Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti dengan pemangku Makam Sunan Kalijaga di Demak,karena itu, mereka rela jika ada yang beranggapan bahwa makam di Desa Surowiti ini hanyalah petilasan Sunan Kalijaga. “Jadi hubungan sini (pengelola makam Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti) dengan pihak (pengelola makam Sunan Kalijaga di) Demak tetap baik,” ujarnya.

Menurut Mbah Anang, "dahulu Sunan Kalijaga pernah menyinggahi Bukit Surowiti untuk mendalami ilmu agama melalui gurunya, Sunan Bonang. Di Bukit Surowiti pula, Sunan Kalijaga berdakwah dan menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada saat itu. Selain itu, Sunan Kalijaga juga berdakwah dengan pendekatan yang mudah diterima masyarakat Hindu saat itu, yaitu kesenian Jawa". Tuturnya.

Bangunan makam Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti ini dikelilingi pagar batu setinggi dada orang dewasa. Terdapat gapura tua sebagai satu-satunya jalan masuk menuju kompleks makam. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan beratap seng. Sebagai situs bersejarah, bangunan ini tampak sangat sederhana. Makam Sunan Kalijaga terdapat di sisi kiri bangunan dengan gapura putih dan pintu berwarna hijau. Saya bersama rombongan bisa masuk ke dalam bangunan utama makam tersebut, setibanya ditempat itu langsung melakukan tahlil dan do'a bersama, di pimpin oleh Mbah Anang (Kyai Mas'ud) pengasuh pondok pesantren wali songo sekaran yang memang sengaja di nobatkan oleh media mistis spiritual news untuk pimpin tahlilnya, adapun Kyai Muzakkin disamping ikut bertahlil, juga mengerjakan tugas lain, yaitu lakukan dzikir sirri karena harus berkolaborasi dengan jamaah jin islam yang turut tahlil dan ritual khusus di tempat tersebut.

Setelah Ziarah, Mbah Anang mengajak pada jamaah, "ayo kita cepat jalan terus biar waktunya bisa mencukupi dan tidak kedahuluan maghrib", ujarnya.

Muzakkin yang juga ketua paranormal se-Asia ini merespon dengan acungan jempol pada Mbah Nang, karena walaupun kondisinya punya Diabet tapi semangatnya tidak mau kalah dengan yang sehat-sehat serombongan, diantaranya, ada Pak Siswo, Mas Dadung, Mas Sholeh, Ummi Emilda, Mbah Yung, Mbak Kiki dan dua teman lainya yaitu Mas Hasanuddin sang fotografer profesional dari kota Gresik yang juga beliau ini adalah investigator JCW (Jatim Cortuption Watch) Provinsi Jawa timur, didampingi Mas Rofiq dari Prupuh, Panceng, yang sama-sama juga sevisi, satu niat untuk mengikuti kegiatan Suroan di bukit gunung ini.

Di papan petunjuk tepat di depan gapura kompleks makam Sunan Kalijaga, terdapat papan petunjuk atau informasi tentang Gua Langsih. Sekitar 150 meter jalan kaki menuju ke gua langsih, banyak pengunjung yang datang ke Gua Langsih untuk bertapa. Meski kondisi badan tidak memungkinkan karena faktor kesehatan yang kurang fit, namun karena penasaran ingin melihat dari dekat seperti apa bentuk gua yang kabarnya pernah menjadi lokasi pertapaan Sunan Kalijaga dan tempat sidang Wali Songo sekitar tahun 1463 ini bisa dilalui, ditempat ini Muzakkin bertemu dengan ribuan jin gunung sorowoti, jin-jin tersebut menyambut baik dan justru mengawalnya hingga selesai ritual suroan dan peringatan Haul Mbah Sunan Kalijaga.

Muzakkin menceritakan, "saya mencoba mengintip pintu gua yang berada di balik bebatuan besar di tepi tebing itu terlihat angker, niat saya untuk masuk gua tiba-tiba tertantang  setelah tahu bahwa saya dan jamaah saat saya kira adalah satu-satunya pengunjung gua, apalagi gua sangat gelap dan sempit, bukan hanya itu, untuk masuk ke perut gua, pengujung harus turun melewati tangga kayu. Kedalamannya sekitar tujuh meter, bebatuan seperti menghimpit tangga tersebut, saya pun tak yakin tubuh saya muat masuk ke dalam gua, bebatuan besar yang mengapit jala Langsih Pintu Gua Langsih yang sang begitu saya balik kanan, ternyata ada 6 orang  yang baru balik dari gua. Nah, karena merasa ada orang lain yang berpapasan dan punya tujuan sama, nyali bertambah kuat, bersama mereka, menuruni anak tangga masuk ke gua, ternyata benar, badan masuk itu sempat kesulitan melewati lorong yang sempit itu, karena terhimpit bebatuan di sepanjang lorong gua, untungnya sukses sampai di dasar gua.

Muzakkin yang juga ketua pusat BPAN RI (Badan Penyelamat Aset Negara) ini merenungi ciptaan Allah yang indah ini,gunung ini adalah aset negara juga, mengapa tidak diperhatikan oleh pemerintah? Padahal ini aset besar, apalagi di atas bukit terdapat tempat keramat makam-makam Waliyullah dan petilasan Wali Songo, karena dengan dibangunya semua infrastruktur di bukit ini, jelas bisa dijadikan wisata religi andalan kabupaten Gresik Jawa Timur, anganya.

Bagian dalam gua langsih itu sangat gelap, satu lampu di atap gua sama sekali tak mampu menerangi ruang gua yang sempit itu, semakin masuk, ruang gua semakin sempit dan gelap, dinding yang basah menyebabkan suasana semakin pengap,ritual di tempat tersebut selesai lalu keluar merangkak satu persatu,begitu serombongan berhasil keluar mulut gua, saya beristirahat bersama dipintu masuk gua, hati merasa lega dengan  menghirup udara segar, badan yang penuh peluh pun terasa segar setelah tersapu angin, lalu beberapa menit kemudian, saya berniat pulang karena ada aktifitas lain.

Sebelum ritual ke Gua langsih serombongan juga sudah menyempatkan diri untuk ziarah terlebih dahulu ke makam Sunan kalijaga, dan makam-makam kuno lainnya,di antaranya, makam Empu Supo, putra Tumenggung Majapahit Empu Supadriya. Beliau adalah santri Sunan Kalijaga dan suami Dewi Roso Wulan (adik kandung Sunan Kalijaga).

Selain itu, ada makam R. Bagus Mataram, kerabat Kesultanan Mataram. Beliau juga salah satu santri Sunan Kalijaga, Mbah Sloko, Mbah Singo Wongso, makam-makam tersebut terpisah beberapa meter.

Sepanjang perjalanan pulang, fenomena dua makam untuk satu orang itu menjadi tanda tanya di benak saya,meskipun umumnya umat Islam mengenal makam Sunan Kalijaga berada di Demak, keberadaan makam Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti Gresik tak bisa dipandang sebelah mata, sebagai jawaban atas pertanyaan ini,Muzakkin yang juga ketua umum JCW(Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur ini, "saya hanya bisa menyimpulkan, hanya Allah-lah Yang Maha Tahu semua ini, wallahu a’lam bishawab", pungkasnya. (Amz).

Komentar