Spiritual News (Ahad, 19 Maret 2017 // 20:16 // Penulis : MM).
PATI - Makam Sunan Makdum Pati
mengingatkan kita kepada generasi pendahulu kita yang gigih dalam menyebarkan
agama Islam di tanah Nusantara karena waktu itu Nusantara hampir secara
keseluruhan masih memeluk agama Hindu-Budha di bawah kekuasaan Majapahit dan
Pajajaran. Di tengah kota Pati, terdapat makam ulama penyebar agama Islam yang
berasal dari Timur Tengah, yakni Sunan Makhdum.
Sunan Makdum bernama lengkap
Sayyid Abdurrahman Al Makhdum merupakan salah seorang ulama asal Timur Tengah
yang diberikan mandat oleh Khalifah Kerajaan Istanbul Turki, yakni Sultan
Muhammad 1. Sultan Muhammad 1 menjadi salah satu raja paling kaya di antara
raja-raja Islam lainnya yang punya andil besar dalam penyebaran ajaran Islam di
Nusantara, salah satunya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Sunan Makdum berdakwah sembari
berdagang di Semenanjung Malaya dan di sekitar pulau Sumatera, Madura, dan
Jawa. Kepada Sultan Muhammad 1, Sunan Makdum melaporkan bahwa sebagian penduduk
telah memeluk agama Islam, tetapi pulau Jawa belum banyak sebab masih di bawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit untuk Jawa di bagian timur dan tengah dan Kerajaan
Pajajaran untuk wilayah Jawa sebagian barat.
Sunan Makdum adalah seorang ulama
yang gigih dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Karenanya, Sunan Makdum
memiliki banyak pengikut dan murid. Setelah tugasnya menyebarkan agama Islam di
wilayah Pasai dirasa cukup, Sunan Makdum atau Sayyid Abdurrahman pergi ke Pati
sampai akhir hayat dan jasadnya dimakamkan di Desa Parenggan, Kecamatan Pati, Kabupaten
Pati yang saat ini berada di sekitar Jalan Dr Susanto Pati.
Peziarah biasa datang di makam
Sunan Makdum kapan saja mereka berziarah. Namun, saat haul Sunan Makhdum tiba
pada tanggal 10 Suro atau 10 Muharram, banyak peziarah yang berdatangan dan warga
Parenggan sendiri merayakan dengan ragam kegiatan yang berbau islami.
Sunan Makdum yang dimaksud
bukanlah Syeh Maulana Makdum Ibrahim yang dikenal dengan Sunan Bonang. Ada yang
mengatakan, sejarah Sunan Makdum Sayyid Abdurrahman pernah terlibat perseteruan
dengan salah seorang warga Pati yang sangat sakti mandraguna bernama Ondo
Rante.
Namun, sejarah Sunan Makdum
terkait dengan pertarungan dengan tokoh Ondo Rande hanya cerita tutur
masyarakat yang dilakonkan dalam seni Ketoprak di Pati dan tidak ada bukti
sejarahnya. Dikisahkan, Syeh Makdum Alatas diutus Raja Mataram Sultan Agung
untuk mengatasi ontran-ontran Ondo Rante yang sakti mandraguna tapi sering
mengganggu warga Islam yang tengah beribadah.
Nasehat-nasehat Syeh Makhdum pun
tidak membuat Ondo Rante bergeming lalu masuk Islam, justru terlibat
pertarungan sengit di mana keduanya sama-sama kuat dan tidak ada yang kalah.
Lalu, Syeh Makdum berhenti dari pertarungan dan menjalankan shalat tirakat
untuk memohon petunjuk dari Allah. Dari sholat tirakat tersebut, ternyata Syeh
Makdum meninggal dunia tanpa sebab.
Sejarah Sunan Makdum yang
makamnya terletak di Desa Parenggan ini tidak banyak yang mengulasnya di
berbagai situs. Karena itu, perlu pengkajian lebih dalam apakah Sunan Makdum
yang dimaksud adalah Syeh Makdum yang dalam kisah seni Ketoprak terlibat
pertarungan dengan Ondo Rante atau bukan.
Yang jelas, kedatangan Sunan
Makhdum jauh-jauh dari Negara Turki (Istanbul) untuk menyebarkan agama Islam di
Nusantara hingga akhirnya di Pati adalah ikhitar para wali terdahulu yang
membawa kita dari zaman "kegelapan" menuju zaman
"kebahagiaan". Kedatangan Islam sendiri di tanah Jawa digambarkan
Kanjeng Sunan Kalijaga dengan kalimat "tak ijo royo-royo tak sengguh
temanten anyar" dalam lagu Lir-Ilir.
Sekali lagi, wisata
sejarah-religi di makam Sunan Makdum menjadi refleksi sejarah betapa upaya
untuk mengislamisasikan masyarakat Nusantara tidak mudah, tetapi butuh ikhtiar
yang besar. Di Pati, penyebaran agama Islam dilakukan beberapa wali, seperti
Sunan Makdum, Syeh Jangkung atau Saridin, dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar