Spiritual News (Sabtu, 04 Maret 2017 // 22:35 // Penulis : MM).
SURABAYA - Masjid Ampel di Surabaya menyimpan banyak cerita unik. Salah
satunya tentang Mbah Sholeh, yang tak lain adalah murid Sunan Ampel. Di makam
Mbah Sholeh terdapat sembilan makam. Itu bukan makam keluarganya, melainkan
makam Mbah Sholeh sendiri. Ya, konon beliau pernah mati selama sembilan kali.
Sunan Ampel memiliki peranan besar dalam penyebaran Islam di
Surabaya. Sejak dahulu, dia melarang umat menggunakan narkoba dan 4 hal buruk
lainnya. Muridnya yang bernama Mbah Bolong juga dikenal sakti.
Dulu, di kota yang mendapat julukan Kota Pahlawan ini pernah
hidup seorang wali Allah sekaligus penyebar Agama Islam yang bernama Sunan
Ampel atau Raden Ahmad Rahmatullah. Bukti perjuangan Sunan Ampel dalam
mengembangkan Agama Islam di Pulau Jawa hingga kini masih bisa kita saksikan
keberadaannya di kawasan Ampel Suci, Surabaya.
Kampung Ampel Suci sendiri merupakan pusat bisnis pertokoan
yang sebagian besar pemiliknya didominasi oleh orang-orang Arab. Beberapa
tempat di sana juga ada penjual asongan yang berasal dari etnis Madura dan
Jawa.
Di tempat ini tersedia secara lengkap kebutuhan umat Islam.
Mulai dari baju muslim, peci, minyak wangi, alat-alat kesenian Islam, buku-buku
Islam, kurma dan jajanan khas daerah ini pukis Ampel dan gulai kacang ijo.
Masjid dan Makam Sunan Ampel setiap hari ramai dikunjungi
orang. Mereka berdatangan dari dalam dan luar kota. Mungkin saat kami
berkunjung bertepatan dengan hari Jumat sehingga komplek wisata ini disesaki
para peziarah dan jamaah yang sedang menunaikan ibadah Salat Jumat. Setiap
bulan suci Ramadan makam Sunan Ampel juga ramai dikunjungi.
Sunan Ampel atau yang bernama lain Raden Ahmat Rahmatullah
merupakan pejuang dan penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Beliau dikenal
sebagai bapak dari wali-wali yang ada di Pulau Jawa. Ajaran beliau sangat
terkenal dan menjadi inspirasi bagi generasi sekarang yakni ‘Emoh Limo’ atau
tidak mau 5 hal. 5 hal yang dilarang itu adalah berjudi, minum minuman keras,
mencuri, memakai ganja atau narkoba dan berzina.
Di dalam komplek makam Sunan Ampel terdapat petilasan atau
jejak kaki para wali 9 dan beberapa makam yang konon memiliki cerita yang unik
dan menarik. Misalnya, kisah tentang Mbah Bolong. Juru kunci menceritakan bahwa
Mbah Bolong atau Shonhaji adalah murid Sunan Ampel. Makamnya terletak di sebelah
depan Masjid Agung Sunan Ampel.
Saat pendirian masjid kala itu, Beliau dipercaya Sunan untuk
mengatur letak pengimaman. Setelah masjid berdiri, sebagain teman Shonhaji ini
masih meragukan letak kiblatnya. Lalu, bertanyalah mereka kepada Shonhaji, “Apa
betul letak kiblat masjid ini?”
Kemudian Shonhaji melubangi dinding pengimaman di sebelah
barat, seraya berkata, “Lihat melalui lubang ini Ka’bah dapat terlihat”.
Teman-teman Shonhaji lalu berdatangan dan melihat ke arah
lubang ternyata tampak oleh mereka bangunan Ka’bah. Setelah peristiwa yang
menakjubkan itu Shonhaji dijuluki Mbah Bolong.
Satu lagi keajaiban yang diceritakan juru kunci, yakni kisah
tentang Mbah Sholeh. Semasa hidupnya, beliau sebagai seorang tukang sapu Masjid
Ampel. Makamnya ada 9 yang semuanya merupakan makam Mbah Sholeh. Letaknya ada
di sebelah timur masjid.
Dikisahkan juru kunci Masjid Ampel, H Baidowi Muri, selain
santri yang setia dari sekian banyak murid Sunan Ampel, Mbah Sholeh juga
dikenal rajin membersihkan masjid. Bahkan bisa dikatakan, dia adalah tukang
sapunya masjid.
“Beliau memang diceritakan sangat rajin. Kalau jaman
sekarang jabatan itu adalah bagian perlengkapan di masjid ini (Masjid Ampel),”
kata Ustad H. Baidowi yang juga petugas Bilal Masjid Ampel di Masjid Sunan
Ampel, Surabaya.
Bahwa banyak kabar yang menyebut Mbah Sholeh sembilan kali
meninggal dunia, Baidowi tidak menampiknya. Dia mencoba mengisahkan kabar
tersebut.
Di kesehariannya yang rajin mengaji dan menimba ilmu, Mbah
Sholeh dikenal sebagai sosok yang rajin. Terutama soal kebersihan masjid.
Bahkan, kebiasaannya menjaga kebersihan masjid mendapat pujian banyak orang.
Tidak terkecuali gurunya sendiri, Sunan Ampel.
Hingga suatu hari, datang ajal, Mbah Sholeh meninggal dunia.
Jasadnya kemudian dimakamkan di area masjid. Sejak kepergiannya itu, masjid
tidak menemukan pengganti Mbah Sholeh untuk bersih-bersih masjid. Maklum saja,
sewaktu Mbah Sholeh hidup, Mbah Sholeh sangat menjaga betul kebersihan.
Sampai-sampai orang yang sholat tidak merasakan lantai berdebu. Mereka justru
merasa seperti sholat di atas sajadah.
Di satu waktu, keunikan terjadi. Saat masjid dalam keadaan
kotor, Sunan Ampel pun tiba-tiba teringat dengan muridnya itu. Dikisahkan,
dalam kondisi seperti itu, atau saat Sunan Ampel melihat masjid kotor meski
hanya bergumam dalam hati. “Kalau ada Mbah Sholeh pasti bersih,” celetuk Sunan
Ampel. Kemudian muncullah sosok serupa Mbah Sholeh.
Sosok serupa itu, bukanlah Mbah Sholeh yang hidup lagi. Tapi
entah darimana sosok itu muncul. Dan entah mengapa, tiba-tiba sosok serupa itu
melakukan kebiasaan seperti yang Mbah Sholeh lakukan. Menyapu dan membersihkan
masjid. Tapi tak lama, sosok ini meninggal lagi dan dimakamkan untuk kedua
kalinya.
Tak lama, Sunan Ampel berujar lagi menyebut nama Mbah
Sholeh. Dan sosok itu muncul lagi di depan pengimaman. Banyak santri yang tak
takjub. Dan kejadian serupa terjadi lagi. Mbah Sholeh meninggal berulang kali
hingga makamnya mencapai 8.
Hingga akhirnya Sunan Ampel pun meninggal dunia. Mbah Sholeh
pun menyusul ajalnya. Beliau pun dimakamkan hingga sembilan kali.
“Ya begitulah, muncul sosok serupa Mbah Sholeh. Keberadaan
dan aktifitasnya sama seperti Mbah Sholeh. Mungkin kalau Sunan Ampel hidup
lama, bisa-bisa makam Mbah Sholeh bisa sampai seratus atau seribu,” terang
lelaki 57 tahun itu.
“Memang ada versi lain, terutama soal meninggalnya Mbah Sholeh,”
katanya.
Versi lain menyebutkan, Mbah Sholeh yang telah meninggal dan
dikubur, selalu kembali muncul saat yang tepat. Yakni saat masjid dalam keadaan
kotor atau saat Sunan Ampel berharap ada sosok Mbah Sholeh. Kebiasaan
membersihkan masjid selalu dilakukan oleh sosok serupa Mbah Sholeh.
Namun, seiring waktu, sosok Mbah Sholeh itu pun meninggal.
Dan anehnya, kejadian sosok dengan kebiasaan sama itu terus berulang. Terus
terulang hingga sembilan kali meninggal. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia.
Bahkan, fisik ke-sembilan makam Mbah Sholeh bisa dilihat
berada di samping masjid Agung Sunan Ampel. Ada sembilan makam berjajar yang
posisinya berada di timur makam Mbah Sonhaji. Tapi dijelaskan Baidowi, itu
bukan makam sembilan orang. Melainkan, hanya makam seseorang, yakni Mbah
Sholeh. “Itulah kisah Mbah Sholeh,” imbuhnya.
Setiap Ramadhan datang, banyak peziarah datang. Selain
berziarah ke makam Sunan Ampel, peziarah juga selalu menunjungi makam Mbah
Sholeh dan murid lainnya yang bernama Mbah Bolong.
“Keberadaan Sunan Ampel memang menelurkan banyak
kiai, baik yang dikenal atau tidak termasuk Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji atau
Mbah Bolong. Saat Ramadhan banyak peziarah yang datang bertawassul. Bagi kita
yang penting tidak syirik,” pungkasnya. (MM)
Komentar
Posting Komentar