Spiritual News (Ahad, 19 Maret 2017 // 20:51 // Penulis : MM).
PATI - Banyak orang yang ngalap berkah di Makam Sunan Prawoto
Pati. Lokasi makam berada di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah.
Letak Desa Prawoto sendiri berada
di ujung selatan Pati dan berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Grobogan atau
Purwodadi. Dari jantung kota Pati, jaraknya cukup jauh dan bisa ditempuh
sekitar satu jam.
Sejarah Sunan Prawoto begitu
legendaris dan dipenuhi dengan unsur cerita, kisah, dan mitos yang mistis.
Wajar saja, tokoh yang bernama asli Raden Bagus Hadi Mukmin ini adalah raja
terakhir dari imperium Kerajaan Demak Bintoro.
Raden Mukmin adalah anak dari
Sultan Trenggono, raja Kerajaan Demak ke-3 setelah menggantikan Pangeran
Sabrang Lor sebagai raja ke-2. Pangeran Sabrang Lor sendiri menggantikan posisi
Raden Patah sebagai raja pertama Demak, sekaligus yang babat alas wilayah
Glagah Wangi pada zaman Majapahit.
Entah benar atau tidak, dalam
cerita naskah babad dan serat, Sunan Prawoto dikisahkan mengirim utusan untuk
membunuh Raden Kikin atau Pangeran Sekar Seda ing Lepen.
Kenapa Sunan Prawoto berhasrat
membunuh Pangeran Seda ing Lepen? Apa alasannya? Sebab, Raden Kikin itu
bersaingan dengan ayah Sunan Prawoto dalam menjadi raja, yaitu Sultan
Trenggana.
Setelah Pangeran Seda ing Lepen
meninggal, akhirnya Sultan Trenggana yang merupakan ayah Sunan Prawoto menjadi
raja ketiga. Namun, kisah dalam babad ini belum tentu benar dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan fakta sejarahnya.
Seorang pegiat sejarah di Pati mengatakan, Arya Penangsang atau
Arya Jipang sebagai anak dari Raden Kikin yang dibunuh Sunan Prawoto tidak
terima bila dirinya dikisahkan berseteru dengan Sunan Prawoto.
Arya Penangsang mengaku punya
hubungan yang baik dengan Sunan Prawoto dan tidak pernah berseteru seperti yang
diceritakan dalam kisah babad. Wawancara itu dilakukan dengan menghadirkan
sosok Arya Jipang di dalam tubuh mediator.
Karena itu, Arya Penangsang tidak
membenarkan jika Sunan Prawoto ketika menjadi raja demak mendapat permusuhan
dari Jipang. Kisah sesungguhnya, yaitu Arya Jipang dan Sunan Prawoto punya
hubungan kekeluargaan yang baik dan tidak pernah ada permusuhan. Pernyataan ini
dari hasil wawancara gaib.
Kirab budaya dan wisata religi
Makam Sunan Prawoto sudah menjadi
tempat wisata religi di Pati bagian selatan, berlokasi pada bagian selatan dari
Makam Prabu Angling Dharma yang berada di Desa Mlawat.
Konon, Desa Prawoto adalah bekas
istana Raden Bagus Hadi Mukmin pada zaman Kerajaan Demak. Ibaratnya begini,
Indonesia punya istana di Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Nah, istana Sunan
Prawoto yang menjadi raja di pusat pemerintahan Demak juga ada di Desa Prawoto.
Prosesi adat kirab budaya lurup
dan ikan lengkur Sunan Prawoto jatuh pada tanggal 17 Rajab. Kirab budaya di
sini begitu meriah, mulai dari arak-arakan dan karnaval membawa gunungan,
tumpeng, hingga drum band.
Setiap kirab budaya biasanya
dihadiri dari pengageng dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Bahkan, sempat ada
wisatawan dari luar negeri atau mancanegara yang hadir dalam prosesi kirab
budaya Raden Mukmin tersebut.
Warga yakin, nasi nuk (nasi yang
dikepal, dinuk-nuk membentuk bulatan) yang dikirab dari Balai Desa menuju Makam
Sunan Prawoto membawa berkah, mengandung tuah untuk keselamatan, kesejahteraan,
dan rezeki.
Bahkan, bila nasi hasil kirab itu
disebarkan ke sawah bisa memberikan kesuburan pada pertanian. Petani di sana
sangat percaya dengan keyakinan itu.
Mas Ngabehi Drs H Ana Mansuran SH
MH, Ketua Pengurus Makam Sunan Prawoto mengatakan,
setiap hari ada sekitar 50 orang pengunjung yang datang berziarah dan ngalap
berkah di makam.
Menjelang kirab, makam banyak
diserbu pengunjung. Jumlahnya bisa ratusan. "Kemarin, ada 18 bus rombongan
yang ziarah di makam," tutur Mansuran.
Pengunjung pun datang dari
berbagai daerah, seperti Demak, Kudus, Jepara, Rembang, Blora, hingga Grobogan
atau Purwodadi. Di desa tersebut juga terdapat sejumlah makam lainnya, seperti
Makam Mbah Khalifah, Mbah Tabek Prawoto.
Sejumlah situs bersejarah juga
ada, seperti Sendang Jibing peninggalan Belanda dari Kerajaan Demak, Sendang
Widodaren, hingga sisa-sisa istana Kerajaan Demak. Banyak sekali destinasi
wisata religi di sana. Boleh bila dikatakan sebagai wisata syariah.
Komentar
Posting Komentar