Spiritual News (Sabtu,
04 Maret 2017 // 21:11 // Penulis : MM).
TUBAN - Keberadaan makam Syeikh Abdul Jabbar di atas bukit Nglirip tepatnya di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban menyimpan banyak sejarah di dalamnya. Selain penyebar agama Islam di kawasan Kecamatan tersebut Mbah Jabbar yang mempunyai nama asli Sumoyudo juga merupakan salah satu panglima perang melawan para penjajah.
Dari cerita yang beredar ditelingga masyarakat, sosok Mbah
Jabar orang sekitar menyebutnya adalah salah satu musuh besar para kompeni, hal
itu dapat dibuktikan dengan adanya tempat yang bernama Kedungbanteng yang
berada di sisi utara sumbermata air Kerawak.
Tempat tersebut merupakan pusat persenjataan dan tempat
penyimpanan barang-barang kerajaan. Selain itu tempat tersebut juga bukti bahwa
Syeikh Abdul Jabbar menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pertapaan
sekaligus markas agresi Syekh Abdul Jabbar melawan kompeni Belanda.
"Beliau adalah musuh besar kompeni belanda beliau juga
merupakan salah satu buronan kompeni," kata mahmudi juru kunci makam
Syeikh Abdul Jabbar kepada blokTuban.com.
Selain dikenal sebagai Kekasih Allah (Waliyullah) ia juga
merupakan seorang Panglima Perang. Pada saat itu kekalahan pasukan yang
dipimpinnya saat melakukan pertempuran dengan pasukan Belanda, membuat ia
melarikan diri hingga ke kawasan Jojogan.
Di sinilah ia melakukan aktifitas-aktifitasnya, untuk
mengelabuhi pasukan Belanda saat tinggal di Jojogan dengan cerdasnya ia
mengganti namanya menjadi Purboyo, jadi disamping dikenal dengan sebutan Syeikh
Abdul Jabbar ia juga dikenal sebagai pangeran Purboyo. "Di kawasan
Jojogan, Desa Mulyoagung ia juga dikenal dengan sebutan Pangeran
Purboyo, hal itu untuk mengelabuhi tentara Belanda agar tidak
mengenalinya," tandasnya.
Selama beberapa tahun tinggal di kawasan tersebut, ia wafat
dan dimakamkan di bukit Nglirip Jojogan, tidak hanya itu tanda-tanda kebesaran
Allah pun muncul, saat akan dimakamkan jasad syeikh Abdul Jabar mengeluarkan
bau harum hingga mengherankan penduduk sekitar.
"Bau harum yang dikeluarkan oleh jasad Syeikh Abdul
Jabbar membuat heran para penduduk sekitar bukan hanya itu bau harum yang
dikeluarkan tersebut bisa dicium hingga ke luar desa, seperti halnya Desa
Tanggir, Tingkis bahkan hingga sampai Kecamatan Senori," pungkas
Mahmudi. (MM)
Komentar
Posting Komentar