Spiritual News (Kamis,
09 Maret 2017 // 21:20 // Penulis : MM).
Nyai Ageng Pinatih merupakan
seorang muslimah yang taat beragama serta pedagang sukses yang sangat dermawan,
memiliki beberapa nama lain seperti Nyai Ageng Samboja, Nyai Gede Pinatih, Nyai
Ageng Maloka, Nyai Salamah, dan Nyai Gede Tandes.
Nyai Ageng Pinatih merupakan
seorang muslimah yang taat beragama serta pedagang sukses yang sangat dermawan,
memiliki beberapa nama lain seperti Nyai Ageng Samboja, Nyai Gede Pinatih, Nyai
Ageng Maloka, Nyai Salamah, dan Nyai Gede Tandes.
Ayahanda Nyai Ageng Pinatih
merupakan utusan yang diangkat oleh Majapahit di Palembang untuk mengurus soal
keagamaan dan administrasi kenegaraan di Palembang setelah jatuhnya kerajaan
Sriwijaya. Pada tahun 1407 M, Dinasti Ming merestui dan memberi pengakuan bahwa
beliau adalah seorang agamawan sekaligus negarawan di Palembang.
Setelah ayahnya wafat, jabatan
ayahnya diganti oleh anaknya yang kedua. Hal ini dikarenakan Nyai Ageng Pinatih
sebagai anak pertama adalah seorang wanita. Ketika hijrah dari Palembang ke
Gresik sekitar tahun 1413 M, Majapahit bersimpati dan mengangkat Nyai Ageng
Pinatih sebagai Syahbandar ketiga di Gresik setelah wafatnya Syekh Maulana
Malik Ibrahim (Sunan Gresik) sebagai Syahbandar pertama dan Sayyid Ali Murtadho
“Raden Santri” (Sunan Gisik) sebagai Syahbandar kedua.
Nyai Ageng Pinatih merupakan
ibunda asuh Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri). Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa orang dekat beliau Syekh Muhammad Shobar dan Syekh Muhammad
Shobir menemukan peti berisi bayi di tengah laut ketika hendak berdagang ke Bali.
Selanjutnya oleh Nyai Ageng Pinatih bayi tersebut diasuh dan diberi nama Joko
Samudro.
Menurut catatan sejarah, Nyai
Ageng Pinatih yang mengasuh dan menyusui Joko Samudro. Hingga saat ini tempat
menyusuinya dikenal dengan kampung pesuson atau lebih dikenal Kebungson.
Sekitar tahun 1443 M, Nyai Ageng Pinatih yang berusian 30 tahun menemukan
sekaligus menyusui Joko Samudro di Gresik. Selanjutnya Nyai Ageng Pinatih
memberikan pendidikan agama melaui Sunan Ampel di Pondok Ampel denta Surabaya.
Oleh Sunan Ampel, Joko Samudro diberi nama Raden Paku.
Komentar
Posting Komentar